Senin, 03 Juni 2013

BAGIAN 2 - Tujuan Dan Hakekat Hidup Manusia Di Dunia

Tujuan hidup manusia di dunia.

Apabila kita akan pergi, sebelum melangkahkan kaki kita harus mengetahui tujuannya dan mengetahui apa maksud dari kepergian itu. Dengan mengetahui hal-hal tersebut maka kepergian kita akan terarah dan akan lebih siap menghadapi rintangan-rintangan yang mungkin terjadi selama menempuh perjalanan itu.
Demikian  pula dengan perjalanan hidup manusia di dunia ini, kemana tujuan hidup ini dan apa hakekat dari perjalanan hidup ini. Kita harus mengerti agar perjalanan hidup ini terarah dan kita akan lebih siap dalam menghadapi rintangan-rintangan yang mungkin terjadi selama menempuh perjalanan ini.
Allah SWT menyayangi umat manusia, sehingga dalam perjalanan hidupnya manusia diberikan tuntunan melalui firman-firman-Nya yang tertuang dalam kitab-kitab suci yang disampaikan kepada manusia oleh Rasul-Rasul-Nya.
Kita sebagai umat Islam telah diberi tuntunan-Nya melalui firman-firman-Nya yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an yang disampaikan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang tujuan hidup manusia di dunia dan hakekat dari perjalanan hidup manusia di dunia.

Allah S.W.T. berfirman :

Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
 (Al-Baqoroh ayat 30).

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar !”
 (Al-Baqoroh ayat 31)

Mereka menjawab : “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
 (Al-Baqoroh ayat 32).

Allah berfirman : “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman : “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembu-nyikan ?”
 (Al-Baqoroh ayat 33).

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
 (Al-Baqoroh ayat 34)

Dan Kami berfirman : “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”.
 (Al-Baqoroh ayat 35).

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman : “Turunlah kamu ! seba-hagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
 (Al-Baqoroh ayat 36).


Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tau-batnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
 (Al-Baqoroh ayat 37).

Kami berfirman : Turunlah kamu semua dari surga itu ! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang-siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
 (Al-Baqoroh ayat 38).

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
 (Al-Baqoroh ayat 39).

Ayat-ayat tersebut menerangkan tentang riwayat manusia mendiami bumi ini, yaitu dijadikan sebagai khalifah di muka bumi oleh Allah SWT, yang mendapat komentar dari para malaikat. Namun Allah SWT mengajarkan kepada Nabi Adam “nama-nama” yang kemudian diperlihatkan kepada malaikat,  untuk menunjukkan bahwa manusia layak menempati bumi ini.
Skenario Allah SWT untuk menempatkan manu-sia di bumi ini adalah ketika Adam dan Hawa ditempatkan di syurga, Adam dan Hawa melanggar aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT, karena terbujuk oleh tipuan syaitan. Sehingga mereka dike-luarkan dari syurga dan disuruh menempati bumi.
Syaitan memang menaruh dendam pada manusia, karena kehadiran manusialah ia menjadi dikutuk Allah SWT sebagaimana dalam firman-firman-Nya :


Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat : “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
 (Al-A’raaf ayat 11)

Allah berfirman : “Apakah yang mengha-langimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu ? Menjawab Iblis : “Saya lebih baik dari padanya : Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
 (Al-A’raaf ayat 12).

Allah berfirman : “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyom-bongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”.
 (Al-A’raaf ayat 13).

Iblis menjawab : “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”.
 (Al-A’raaf ayat 14).
                       
Allah berfirman : “Sesungguhnya kamu terma-suk mereka yang diberi tangguh”.
 (Al-A’raaf ayat 15).

Iblis menjawab : “Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus”.
 (Al-A’raaf ayat 16).

Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
 (Al-Araaf ayat 17).

(Dan Allah berfirman) : Keluarlah kamu dari syurga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka jahannam dengan kamu semuanya.
 (Al-A’raaf ayat 18).

Jadi pada dasarnya tujuan manusia hidup di dunia ini adalah perjuangan menghadapi ujian dan cobaan untuk mencapai tempat semula manusia (Nabi Adam A.S.) diciptakan yaitu syurga.

Hakekat hidup manusia di dunia.

Dengan mengetahui tujuan hidup manusia di dunia, maka perjalanan hidup kita sudah jelas, yaitu perjuangan menghadapi ujian dan cobaan untuk mencapai tempat semula manusia (Nabi Adam AS) diciptakan yaitu syurga. Agar perjalanan hidup di dunia ini tabah dan kuat dalam menghadapi rintangan-rintangan,  cobaan-cobaan dan ujian-ujian, maka perlu mengetahui dan meresapi hakekat hidup manusia di dunia. Rintangan-rintangan adalah godaan-godaan yang datangnya dari syaitan sebagai-mana yang tertera dalam ayat tersebut diatas (Al-A’raaf ayat 16), untuk mengganggu manusia dari jalan yang lurus. Cobaan-cobaan dan ujian-ujian datang dari Allah SWT untuk menguji keimanan manusia, sebagaimana firmanNya :

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(Al-Baqoroh ayat 214).

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
 (Ali-Imron ayat 142).

Firman-firman tersebut menunjukkan, bahwa manusia di dalam menjalani hidup di dunia ini akan menerima cobaan-cobaan dan ujian-ujian dari Allah SWT. Di kala cobaan-cobaan dan ujian-ujian dari Allah SWT datang menimpa manusia disitulah syaitan menggoda manusia dengan segala cara, meng-ganggu manusia dari jalan yang lurus agar ingkar pada Allah SWT.
Manusia itu mahluk yang lemah yang rentan terhadap godaan syaitan yang menggodanya dari segala arah dan segala cara. Namun demikian Allah SWT menyayangi manusia, sehingga dalam perja-lanan hidupnya Allah SWT selalu memberi petunjuk-petunjuk-Nya sebagaimana firman-Nya :

Kami berfirman : Turunlah kamu semua dari syurga itu ! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
 (Al-Baqoroh ayat 38).

Firman tersebut menunjukkan, bahwa manusia mudah tergoda oleh godaan-godaan syaitan yang akan membawa manusia pada keingkaran pada Allah SWT. Namun demikian firman tersebut juga me-nunjukkan kasih sayang-Nya pada manusia yaitu dengan memberi petunjuk-Nya sekaligus ujian bagi manusia.
Memang demikian dari zaman ke zaman Allah SWT selalu memberi petunjuk-petunjuk kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya, agar manusia menjalani hidup di dunia ini sebagai mahluk-Nya untuk selalu menyembah-Nya, sebagai mana firman-firman-Nya :

Katakanlah : “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia”.
(An-Naas ayat 1)

Raja manusia.
(An-Naas ayat 2)

Sembahan Manusia
 (An-Naas ayat 3)
dari  kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
(An-Naas  ayat 4)

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
(An-Naas ayat 5)

dari (golongan) jin dan manusia.
(An-Naas ayat 6)

 Petunjuk yang terakhir yang menyempurnakan petunjuk-petunjuk-Nya melalui utusan-utusan-Nya yang lebih dulu adalah melalui Rasulullah Nabi Muhammad SAW dengan firman-firman-Nya yang tertuang dalam Kitab Suci Al-Qur’an.

Jadi hakekat hidup manusia di dunia adalah untuk menyembah kepada Allah S.W.T., untuk taat pada perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

8 komentar:

  1. Perinyahnya berarti menegakan aturan (Hukum) Allah sebagai mana di contohkan oleh Rasulullah saw di madinah di kemudian hari ekspansi ke seluruh dunia

    BalasHapus
  2. aamiin terima kasih atas artikelnya moga menjadikan petunjuk untuk saya dalam meningkatkan kwalitas diri saya, sebagai hamba ALLAH yang bertakwa.

    BalasHapus
  3. Amiin terimakasih atas pencerahannya

    BalasHapus
  4. bener sekali...
    jadi manusia diciptakan di dunia berbagai
    macam latar belakang dan peranan. namun semua itu hanya pakaian yg dipakai sesaat di dunia ini yg cepat atau lambat akan dilepas..

    ada
    si kaya dan si miskin
    laki dan perempuan
    rakyat biasa dan pejabat

    semua itu ibarat pakaian..
    yang jika pakaianya di jaga dengan baik
    maka akan bersih dan akan menjadi saksi pada
    saat di akhirat nanti
    entah pakaian kita berwarna apa, bercorak atau tidak, berbagai gambar.
    asalkan kita jaga dengan baik akan menjadi
    catatan bersih bagi manusia di dunia.

    pada saat kita pakai begitu banyak godaan yg menghampiri mulai dari debu jalanan, asap kendaraan,sampai lumpur yg ada di kubangan..

    namun jika kita selalu menjaganya maka akan selama nya bersih

    begitu jg dg peranan kita di dunia ini
    jika menjadi pejabat maka kita harus jaga peranan kita sebagai pejabat
    jika kita kaya maka kekayaannya digunakan untuk apa
    jika kita miskin maka kita harus sabar menghadapinya..

    semua itu adalah dalam hal penjagaan agar kita selalu ada pada jalan menuju tempat yg memang pada hakikatnya adalah tempat manusia diciptakan
    yaitu syurga,..

    BalasHapus