Senin, 03 Juni 2013

BAGIAN 3 - Perjalanan Hidup Manusia

Tadi sudah dikatakan bahwa dalam perjalanan  hidupnya di dunia  manusia akan mendapat cobaan-cobaan dan ujian-ujian dari Allah SWT. Di saat Allah SWT  menimpakan cobaan-cobaan dan ujian-ujian itu pada seseorang, maka disitulah syaitan  menggoda-nya dengan segala cara dan dari segala arah untuk mempengaruhi orang tersebut agar ingkar kepada Allah SWT.
Disitulah  akal manusia yang berperan, yaitu untuk berpikir, apakah akan taat pada Allah SWT dengan mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya, ataukah akan ingkar pada Allah SWT dengan mengikuti bujukan-bujukan syaitan ?  Dalam hal ini Allah SWT tidak ikut campur, Allah SWT menyerahkan kepu-tusan pada orang tersebut. Pilihan orang tersebut itulah justru yang dinilai oleh Allah SWT.
Cobaan dan ujian dari Allah SWT itu ditimpakan pada setiap manusia pada setiap waktu dan setiap saat. Dan disitulah manusia harus menentukan pilihannya dalam nuansa yang selalu tidak lepas dari godaan-godaan syaitan yang membujuk kearah keingkaran pada Allah SWT.

Antara ketentuan Allah S.W.T.  dan usaha manu-sia

Sekarang bagaimanakah manusia dalam menja-lani kehidupan ini ? Mari kita coba mengkaji firman-firman Allah SWT sebagai berikut.

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 
(Al-Hadiid ayat 22


(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membang-gakan diri, 
(Al-Hadiid ayat 23)



(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi  Maha terpuji.(Al-Hadiid ayat 24)



Firman-firman tersebut menjelaskan bahwa apa yang terjadi di bumi dan pada diri manusia sudah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh).  Kalau tidak dikaji secara mendalam dengan menghubungkannya dengan fiman-firman Allah yang lainnya, hal ini akan membawa pada keapatisan hidup (hidup pasip, hidup nrimo), buat apa berusaha keras kalau toh sudah ditentukan ? Padahal  Allah SWT pun berfirman :

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghen-daki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. 
(Ar-Ra’d ayat 11)


Firman ini menjelaskan bahwa Allah S.W.T. tidak akan merobah keadaan diri seseorang apabila orang itu tidak merobah dirinya sendiri.

Firman Allah S.W.T. yang lain :

Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menim-pamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul  kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. 
(An-Nisaa’ ayat 79)



Firman ini menjelaskan bahwa bencana yang menim-pa seseorang adalah merupakan kesalahan dari orang bersangkutan.

Firman-firman tersebut menunjukkan adanya usaha-usaha manusia, di mana Allah SWT menye-rahkannya pada manusia.

Lalu bagaimana perjalanan hidup manusia ini, apakah telah ditetapkan (tidak ada kebebasan) atau-kah manusia diberi kebebasan ?
Inilah yang telah lama menjadi pertentangan-pertentangan dan telah menyebabkan dua pendapat yaitu Jabariah (manusia ditetapkan) dan Qodariyah (manusia diberi kebebasan).

Saya sendiri setelah lama mencaricari dan merenungi kalam-kalam Illahi baik yang tersurat maupun yang tersirat, sesuai dengan kemampuan dan wawasan saya, memperoleh suatu gambaran, paling tidak untuk diri saya sendiri dalam berpe-gangan hidup, yang selama ini terombang ambing kebingungan, harus bagaimana saya bersikap dalam hidup ini.
Mengapa saya sampai berpikiran seperti itu. Hal ini karena saya menginginkan khususnya diri saya sendiri sebagai seorang Muslim, umumnya mengajak Umat Islam, menjadi orang-orang yang dinamis, bukan orang-orang yang statis apalagi apatis. Kalau sekarang sudah dinamis, maka akan lebih dinamis lagi.
Untuk mencapai itu saya atau kita harus mengerti tujuan hidup manusia di dunia, hakekat hidup manu-sia serta bagaimana seharusnya manusia berpola pikir dan berpola tindaknya .

Ilmu komputer sebagai kiasan.

Zaman sekarang adalah zaman komputer. Penggunaan komputer telah merasuk keberbagai bidang ilmu, sebagai sarana untuk mempercepat pekerjaan dan mencapai hasil yang akurat serta efisien. Perkembangan teknologi komputer yang pesat, informasi menjadi lebih cepat, dunia menjadi lebih terbuka.
Ilmu komputer adalah ilmu Allah SWT yang telah dapat diserap oleh akal manusia,  sebagai hasil dari iqro manusia terhadap kalam-kalam Illahi. Kita harus bersyukur pada Allah SWT dengan diketemukannya ilmu komputer yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Disini saya bukan untuk menjelaskan ilmu kom-puter dari segi ilmunya, akan tetapi  mencoba me-ngambil filosopinya untuk mengkiaskan tentang di mana manusia diberi kebebasan oleh Allah SWT dalam menjalani kehidupannya di dunia.  Kebebasan yang pilihannya akan dinilai oleh Allah SWT.

Apabila memperhatikan “flow chart” dari suatu program komputer, maka akan telihat  alur-alur proses, di mana pada setiap alur proses akan terdapat titik-titik (posisi-posisi) berisi pertanyaan yang jawabannya hanya dua yaitu “Ya” atau “Tidak”. Apabila dipilih “Ya” maka proses akan mengikuti  sesuai dengan alur “Ya”. Apabila dipilih  “Tidak”, maka proses akan mengikuti sesuai alur “Tidak”.
Pada titik-titik pertanyaan itulah para pemakai program harus memasukkan “input” (memasukkan data) yang akan menentukan alur proses. Proses itu sendiri dijalankan oleh komputer. Si pemakai program tidak ikut dalam proses, hanya memberi “input” saja. Apabila “input”nya benar maka akan menghasilkan “output” (hasil) yang benar. Apabila “input”nya salah maka akan menghasilkan “output” yang salah.
Apabila si pemakai program tidak mengerti apa yang harus dikerjakan dalam meng”input”, maka dia harus membaca buku manual yang selalu disediakan oleh pembuat program agar pemakai program lancar dalam memakai programnya. Apabila masih belum mengerti juga, maka ia harus berusaha menanyakan langsung pada pembuat program  melalui tilpon atau internet. Namun demikian biasanya buku manual dibuat sedemikian agar mudah dimengerti oleh pemakai program, sehingga menjadi panduan bagi para pemakai program.

Apabila uraian diatas sebagai kiasan tentang di manakah manusia diberi kebebasan oleh Allah SWT? Maka jawabannya adalah dalam meng”input” yang pilihannya hanya dua yaitu taat  atau ingkar. Sedang prosesnya setelah manusia menentukan pilihannya adalah kekuasaan Allah SWT.
Pilihan taat sudah tentu sesuai dengan tuntunan yang telah di ajarkan Allah SWT melalui firman-firman-Nya yang tertuang dalam Al-Qur’an yang disampaikan oleh Rasulullah Nabi Muhammad S.A.W. Pilihan taat ini sudah tentu akan mendapat ridho Allah S.W.T.  dan hasilnya (“output”nya) akan baik (benar/ bermanfaat).
Sedangkan pilihan ingkar sudah tentu tidak sesuai dengan tuntunan-Nya dan sudah tentu tidak akan mendapat ridho-Nya. Hasilnyapun (“output”) akan tidak baik (salah/merugikan).
Agar dalam menentukan pilihan kita itu sesuai dengan tuntunan-Nya yaitu taat, maka kita harus sering membaca (mengkaji) Al-Qur’an dan Al-Hadist. Apabila masih ada keresahan (belum mengerti) maka kita harus sering melakukan sholat-sholat sunat yang telah diajarkan selain sholat-sholat fardhu, seperti sholat tahajud, sholat istikhoroh, sholat hajat, sholat dluha, sholat taubat dan lain-lain untuk memohon petunjuk langsung, memohon hidayah-Nya.

Ilmu komputer hanya sebagai kiasan untuk memberi gambaran tentang dua firman Allah SWT yang selama ini menjadi keresahan (bertanya-tanya) bagi diri saya, karena sulit untuk saya mengerti, yaitu :

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 
(Al-Hadiid ayat 22)


Memang semuanya sudah tertulis dalam kitab. Kalau bahasa komputernya sudah tertulis dalam program.

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. 
(Ar-Ra’d ayat 11)


Menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri seseorang tergantung pola pikir dan pola tindak yang bersangkutan.  Bahasa komputernya adalah “input” nya. “Input” yang benar akan meng-hasilkan “output” yang benar, “input” yang salah akan menghasilkan “output”  yang salah.

Setelah manusia memilih (taat atau ingkar), prosesnya adalah kuasa Allah SWT. Bahasa kompu-ternya adalah proses komputer.

Kalau manusia mampu menguasai ilmu komputer yang canggih, apalagi Allah SWT menguasai yang lebih dari itu.
Subhanallaah walhamdulillaah walaa ilaaha ilallaahu  Allahu akbar.

Uraian diatas hanyalah kiasan sebagai gambaran  untuk menjelaskan korelasi (hubungan) antara keten-tuan Allah SWT dan usaha manusia, agar mudah dimengerti dan ditangkap oleh akal manusia, yaitu manusia hanya diberi kebebasan untuk memilih antara taat atau ingkar, di luar itu adalah kuasa Allah S.W.T.

 Yang sebenarnya hanya Allah SWT lah  Yang Maha Tahu.

Subhanallaah walhambulillaah walaa ilaaha ilallaahu Allahu akbar, hamba mohon ampun kepada-Mu, hamba mohon petunjuk-Mu dan limpahkanlah rakhmat-Mu pada hamba yang hina ini.


Qolbu.

Setelah mendapat gambaran tentang korelasi (hubungan) antara ketentuan Allah SWT dan usaha manusia, maka kita akan mengerti bagaimana kita seharusnya menyikapi hidup ini.
Unsur yang penting yang ada dalam diri manusia  dalam menentukan pilihan taat atau ingkar adalah qolbu.  Qolbu yang bersih akan menentukan pilihan taat kepada Allah SWT, sedangkan qolbu yang kotor akan cenderung pada pilihan ingkar pada Allah SWT.
Qolbu yang bersih akan menghasilkan pola pikir yang positip, seperti selalu optimis, percaya diri, bersikap dinamis, jujur, pemurah, tidak emosional, tidak iri dan lain sebagainya. Sedangkan qolbu yang kotor akan menghasilkan pola pikir yang negatip,  seperti pesimis, tidak percaya diri, bersikap statis, tidak jujur,  kikir, emosional, iri dan lain sebagainya.
Oleh karena itu untuk memperoleh pola pikir yang positip, kita harus selalu memelihara qolbu ini tetap bersih. Bersih dan kotornya qolbu ini sangat dipe-ngaruhi oleh nafsu yang ada pada diri manusia. Nafsu yang dipengaruhi oleh godaan-godaan syaitan akan mengotori qolbu. Memang syaitan melihat kelemahan manusia pada unsur nafsu ini, sehingga dia meng-goda manusia lewat nafsu ini.

Segala kebutuhan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya di dunia telah disediakan (dite-tapkan) oleh Allah SWT, rizkinya, jodohnya dan lain sebagainya, manusia tinggal menyongsongnya. Untuk menyongsongnya tergantung kepekaan diri manusia yang sangat dipengaruhi oleh pola pikirnya, dimana pola pikir manusia itu sendiri sangat dipe-ngaruhi keadaan qolbunya, apakah bersih, kotor atau buram. Keadaan qolbunya itu sendiri sangat dipe-ngaruhi oleh nafsu yang ada pada diri manusia.
Oleh karena itu manusia harus pandai mengelola nafsu ini. Al-Qur’an telah memberikan tuntunan agar manusia dapat mengelola nafsu ini dengan baik. Diantaranya adalah dengan selalu bersikap sabar dan selalu bersyukur pada Allah SWT.

2 komentar:

  1. Nama saya Robert Pope, lahir pada tanggal 4 Maret 1967 di Australia Selatan. Kakek dan ayah saya menjadi pelopor penemuan hal baru yang digunakan dalam berbagai industri, serta dalam kegiatan kemanusiaan dan pertanian di padang pasir bersama komunitas Aborigin Australia. Saya selalu merasa menjadi orang yang tidak suka dibatasi oleh rutinitas, tetapi lebih menjadi orang yang inovatif, perintis dan suka mengeksplorasi hal-hal baru di cakrawala ini. Mungkin itu juga yang menyebabkan saya akhirnya menjadi satu-satunya “bule” di DOME Muhammadiyah Malang! Mungkin juga.... https://www.itsme.id/category/its-my-life/

    BalasHapus
  2. Nama saya Robert Pope, lahir pada tanggal 4 Maret 1967 di Australia Selatan. Kakek dan ayah saya menjadi pelopor penemuan hal baru yang digunakan dalam berbagai industri, serta dalam kegiatan kemanusiaan dan pertanian di padang pasir bersama komunitas Aborigin Australia. Saya selalu merasa menjadi orang yang tidak suka dibatasi oleh rutinitas, tetapi lebih menjadi orang yang inovatif, perintis dan suka mengeksplorasi hal-hal baru di cakrawala ini. Mungkin itu juga yang menyebabkan saya akhirnya menjadi satu-satunya “bule” di DOME Muhammadiyah Malang! Mungkin juga.... https://www.itsme.id/category/its-my-life/

    BalasHapus